Tips & Trik - sobat di tahun 90-an ada pejabat
Departemen Pendidikan yang melarang anak-anak diajar membaca ketika TK.
Alasannya dikarenakan membaca adalah pelajaran anak SD dan anak TK tidak boleh stres
belajar membaca. Kata sang penjabat saat itu, rencanaya akan dibuat peraturan
tersebut, tapi saya tidak tahu apakah ini sudah masuk dalam peraturan atau
tidak.
Apakah sobat setuju kalau ada yang mengatakan anak-anak batita atau balita
jangan diajar membaca?Kalau saya sendiri malah menganjurkan untuk mengajarkan batita atau
balita membaca sejak dini, kalau perlu sejak dilahirkan,
bahkan
kalau perlu sejak masih di dalam kandungan. Hehehe
Kenapa????
Ya dikarenakan masa 2 tahun pertama adalah masa perkembangan otak paling utama.
Sekitar
50% perkembangan otak dimulai pada 2 tahun pertama. Karena itu dua tahun
pertama disebut sebagai Golden Age atau masa keemasan pembentukan otak,
sehingga
jika dirangsang dengan tepat maka akan sangat baik untuk anak.
Termasuk
salah satunya pengenalan pada membaca.
Pendidikan
pada anak balita atau batita, harus memenuhi sifat-sifat :
Syarat pertama adalah
tidak boleh pasang target karena target akan membebani anak dan membuat stress
(Nah kalau ada TK yang mematok anak harus bisa baca ketika selesai TK) ini baru
bisa jadi masalah, nanti anak dibebani. Peraturan pemerintah harus menyentuh
unsur ini: tidak boleh memaksakan tapi bukan unsur: tidak
boleh mengajarkan.
Syarat
Kedua adalah bersifat alami. Kita harus sekreatif mungkin
membangun atmosfir pendidikan, seolah-olah anak tidak dalam suasana belajar.
Ketika kita ngobrol dengan anak sebenarnya itu adalah pelajaran bahasa, ketika
kita menonton program TV anak sebenarnya kita sedang mengajar anak sesuai
materi TV-nya.
Syarat
Ketiga adalah bersifat fun. Bagi anak bermain adalah belajar, jadi
kita harus sekreatif mungkin menemukan cara agar anak-anak bisa bermain, having
fun, padahal mereka tanpasa sadar sedang belajar.
Lalu
pertanyaannya:
Bagaimana
membuat anak belajar membaca tanpa merasa belajar membaca???
Bagaimana
membuat anak bisa membaca padahal belum masuk TK???
Bagaimana
membuat anak cinta membaca???
Bagaimana
membuat mereka bisa menulis di usia dini???
Di bawah
ini adalah ide-ide sederhana yang bisa membantu orang tua untuk mencapainya.
Jika Anda
rutin melakukannya saya tidak heran kalau anak Anda bisa baca diusia 4 tahunan
sebelum masuk TK.
Silakan
dicoba. (Ini hanya sekedar share apa yang kami lakukan terhadap Adam Putra
Firdaus dan Putri Salsa, yang keduanya bisa baca di usia 4 tahunan sebelum
masuk TK).
Rangsangan
otak
Sebelum
memulai membaca artikel ini,
Anda
harus percaya dahulu bahwa otak anak (sebagaimana otak manusia) mempunyai
kemampuan yang luar biasa.
Karena
itu jangan takut untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan pada anak, bahkan
ketika masih bayi.
Jangan
takut bahwa kapasitasnya otaknya akan penuh karena dicekoki berbagai ilmu,
karena
otak akan tetap bisa menampung.
Bahkan
sangat dianjurkan untuk memberi rangsangan sebanyakbanyaknya pada otak bayi
saat golden age
di masa
pertumbuhan otak.
Yang
penting dalam pendidikan balita adalah jangan dipaksa, jangan dibebani, jangan
dijadikan kewajiban.
Kita
hanya memberi, anggap saja satu arah, terserah bagaimana batita atau balita
kita meresponnya.
Rangsangan
Auditorial
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa bayi di dalam kandungan pada usia tertentu sudah
bisa mendengar.
Karena
itu kita sudah bisa mulai merangsang pertumbuhan otak anak dengan pendekatan
auditorial.
Sekalipun
bayi kelihatannya tidak merespon, kita sudah boleh memulai bicara pada bayi
dalam kandungan.
Pada
tahap ini selain merangsang pertumbuhan anak, kita sudah mengenalkan konsep
awal komunikasi pada anak.
Setelah
bayi lahir, maka merangsang pertumbuhan otak anak dengan pendekatan auditorial
harus tetap dilanjutkan.
Banyak
yang menganjurkan musik klasik tertentu untuk merangsang kecerdasannya.
Jika
orang tua ingin meningkatkan kecerdasan otak anak dan kecerdasan bahasa, maka
ini yang harus dilakukan:
1. Selalu
berbicara pada anak (sekalipun mereka belum bisa merespon tapi otaknya
menyerap).
2. Setiap
kali kita melakukan sesuatu pada bayi terangkan selalu hal yang berkaitan
dengan tindakan kita tersebut. Jadikan itu semacam kurikulum bebas, variatif
dan tidak mengikat. (terangkan kenapa mereka harus mandi, terangkan kenapa
mereka pakai sabun, terangkan kenapa kita pakai pampers, terangkan kenapa harus
minum susu, makan, dsb).
Setiap
kata baru akan merangsang pertumbuhan fungsi otak, dan menambah kecerdasan
bahasa.
3. Pilih
topik yang berbeda beda (Misalnya ketika makan hari ini kita bicara tentang
kenapa makan, besok bicara tentang makananya, besoknya bicara tentang piring,
dsb)
4. Jangan
pilih kata-kata sederhana (Seringkali kita menganggap remeh anak-anak sehingga
selalu berusaha berbicara dengan bahasa sederhana, kalau saya anjurkan bicara
saja seperti biasa, gunakan kata-kata yang rumit sekalipun, nanti mereka akan
menyesuaikan
5.
Menyanyi juga membantu meningkatkan kemampuan bahasa sekaligus jiwa seni anak.
Semua
prpgram di atas akan meingkatkan kemampuan bahasa dan meningkatkan kecerdasan
otak anak secara luar biasa.
Rangsangan
Visual
Untuk
mengenalkan bayi (1-3 tahun) pada huruf tanpa bayi tersebut merasa sedang
diajar, ada beberapa trik,
di
antaranya:
Pasang
poster-poster huruf di rumah kita (boleh juga poster lain untuk merangsang
otaknya). Kalau perlu di kamar, di dapur, di ruang tamu, di mana-mana. Di bagian
rumah yang anak-anak sering lewat. Kalau ada balita, jangan terlalu peduli
penampilan rumah, yang penting adalah merangsang otak anak. Buat balita, rumah
yang kelihatan seperti TK jauh lebih baik dari rumah yang anggun rapih serba
satu warna.
Untuk pelindung
dari benturan ke tembok, pilih karet pelindung (bahan sandal) berwarna warni
dengan motif huruf.
Bisa juga
beli karpet untuk pelindung dilantai yang bermotif huruf.
Tempel
magnet bermotif huruf di kulkas.
Gunakan
kaos yang bermotif tulisan ketika meneggendong bayi.
Jika
mereka sejak bangun, ketika makan, ketika digendong selalu berinteraksi dengan
visual huruf, maka mereka sudah familiar dengan bentuk huruf, bahkan gambaran
huruf masuk ke otak tak sadarnya, sehingga visual huruf menjadi lebih seperti
naluri ketimbang akademisi. Nanti ketika kita mulai mengenalkan huruf (misalnya
usia 3-4 tahun), mereka dengan mudah ingat karena sudah sering melihatnya.
Karena
sering melihat mereka lebih mudah hapal.
Karena
mudah hapal mereka tidak stress mengenali huruf.Karena tidak stress mereka juga
tidak anti membaca.
Rangsangan
Kinestetik
Setelah
anak mulai bisa berkomunikasi dan beraktivitas, maka kita sudah bisa mulai
mengembangkan kemampuan berbahasa dengan permainan-permainan yang mulai
melibatkan gerak.
Dengan
permainan maka ada 4 unsur penting yang dilibatkan, otak (berpikir), visual,
audotorial dan gerak.
Anak-anak
punya banyak energi sehingga mereka senang melakukan banyak permainan yang
bergerak.
Di bawah
ini adalah beberapa contoh permainan untuk mengenali huruf dan bacaan:
Adu cepat
menemukan huruf (Masukkan huruf dalam ember lalu berlomba menemukan huruf yang
di minta.
Kalau
anak cowok bisa lomba menembak huruf di poster.
Bisa juga
huruf plastik didirikan lalu lomba melempar huruf batu kecil atau dishoot
dengan kelereng (kalau sudah bisa).
Comments
Post a Comment